1 Maret 2013 ~ SDN 19 Mandau

SD NEGERI 19 MANDAU

Salah Satu SD Negeri Favorit di Kecamatan Mandau

Selamat Datang di Website Sekolah Kami

Salah satu sekolah dasar negeri Favorit di Kecamatan Mandau.

Pengawas Sekolah

Korwil Mandau dan Bathin Solapan.

Siswa Berlatih Rabana

Kecil - kecil, tapi sudah memiliki bakat yang luar biasa.

Suasana Belajar di Dalam Kelas

Suasana yang nyaman, tenang dan aman. Membuat yang di dalamnya menjadi betah.

Suasana Belajar di Dalam Kelas

Suasana yang nyaman, tenang dan aman. Membuat yang di dalamnya menjadi betah.

Suasana Di Lapangan Sekolah

Lapangan yang luas...dan memiliki Access Control yang Bagus.

Kegiatan Pramuka

Melatih Siswa Menggapai Cita - Citanya.....

Ruangan Guru

Ruangan yang nyaman dan memiliki guru-guru yang cantik dan manis.....

Upacara Bendera

Senin Pagi.

Workshop Guru

Memperdalam Skill bagi tenaga Pengajar.

Staf Guru dan Pegawai Sekolah

Memperdalam Skill bagi tenaga Pengajar.

Rabu, 13 Maret 2013

Longlist Calon Peserta Sertifikasi Guru RA/Madrasah 2013


 Longlist Calon Peserta Sertifikasi Guru RA/Madrasah 2013
Peserta sertifikasi Kemenag 2013 akan ditetapkan dari longlist dimulai dari nomor urut teratas ke nomor urut berikutnya untuk setiap kategori, sesuai dengan kuota untuk tiap-tiap LPTK yang kemudian didistribusikan kepada tiap-tiap kabupaten/kota secara proporsional. Sementara, calon peserta sertifkasi tahun 2012 yang tidak ikut PLPG karena berhalangan yang dibenarkan oleh peraturan, maka yang bersangkutan menjadi peserta luncuran (carry out) tahun 2013, setelah datanya diterima oleh Direktorat Pendidikan Madrasah dari LPTK.
Sehubungan dengan penayangan longlist ini disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
  1. Longlist ini masih bersifat sementara dan hanya memuat calon yang lolos verifikasi;
  2. Longlist disusun berdasarkan usia kemudian masa kerja;
  3. Penyusunan ini dilakukan berdasarkan data file yang diterima oleh Direktorat Pendidikan Madrasah dari Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur;
  4. Jika terbukti (baik melalui telaah atau laporan yang dapat dipertanggungjawabkan, misal sudah lulus sertifkasi 2007 – 2012 namun masih masuk dalam longlist, TMT Pertama sbg Guru Tetap palsu, NUPTK palsu, dll ) ada calon yang memalsukan data yang berakibat merugikan  calon lain dan menguntungkan dirinya sendiri maka calon akan dikeluarkan dari longlist  dan tidak diikutkan sebagai peserta;
  5. Jika terjadi kesalahan dalam penayangan data calon, maka yang bersangkutan dapat mengajukan keberatan/koreksi;
  6. Keberatan/koreksi ditujukan langsung kepada Direktur Pendidikan Madrasah, u.p. Kasubdit Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) melalui Kasi Mapenda Kab./Kota yang diketahui oleh Kepala RA/Madrasah dan / atau Pengawas. Tembusan diutujukan kepada Kepala Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Jatim.
  7. Keberatan/koreksian hanya diberikan kepada calon peserta yang datanya sudah diterima oleh Direktorat Pendidikan Madrasah pada masa pendataan, bukan untuk calon peserta yang baru mendaftarkan diri.
  8. Keberatan/koreksian telah diterima oleh Direktorat Pendidikan Madrasah paling lambat tanggal 28 Februari 2013.
  9. Calon yang mendaftar sebagai peserta sertifikasi tidak sesuai dengan bidang keahliannya (contoh: Sarjana PAI mendaftar sebagai peserta sertifikasi mata pelajaran Matematika), sedangkan masa mengajarnya untuk bidang studi tersebut belum mencapai 7 tahun maka yang bersangkutan harus  mengajukan revisi sebelum didiskualifikasi oleh LPTK.
Longlist atau Daftar urut prioritas calon peserta sergu RA/MI/MTs/MA PNS dan Non PNS mapel Agama dan Umum dari Kab/Kota seluruh provinsi dapat diunduh

Klik di SINI

Selasa, 05 Maret 2013

Kurikulum 2013 Hanya di SD Akreditasi A dan B

Kurikulum 2013 Hanya di SD Akreditasi A dan B





JAKARTA, KOMPAS.com  Kurikulum 2013 pada jenjang sekolah dasar hanya akan diterapkan di SD berakreditasi A dan B pada tahun 2013. Adapun SD berakreditasi C akan menerapkan kurikulum baru tersebut mulai tahun 2014.

Keputusan terbaru pemerintah tersebut disampaikan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim dalam rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja (Panja) Kurikulum Komisi X DPR, Selasa (19/2), di Jakarta.

Musliar mengatakan, pertimbangan pemilihan sekolah berakreditasi A dan B yang jumlahnya 44.609 sekolah didasari atas kesiapan sekolah itu dari sisi akreditasi, ketersediaan guru, dan sarana prasarana.

Salah satu anggota Panja kurikulum, Dedi Gumelar, mempertanyakan alasan pemerintah hanya memilih SD dengan akreditasi A dan B. Ini dinilai tidak sesuai dengan janji Kemdikbud pada awal-awal pembahasan perubahan kurikulum tahun lalu yang menyatakan bahwa akreditasi tidak menjadi faktor pemilihan sekolah dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. ”Dulu kan janjinya semua sekolah dapat kesempatan yang sama,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Mendikbud Mohammad Nuh menambahkan, untuk sementara sekolah-sekolah itu saja yang sudah siap. Pemerintah tidak bisa memaksakan sekolah yang belum siap. Kesiapan sekolah juga dipertimbangkan dari prestasi siswa dan sekolah. SD/MI yang terakreditasi A dan B sebanyak 71,5 persen.

Nuh mengatakan, pemilihan sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 diserahkan kepada setiap daerah. Meski demikian, kriteria pemilihan sekolah tersebut harus sudah terakreditasi dan juga harus memiliki guru tetap yang lengkap, yakni guru kelas I-VI; guru agama; serta guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.

Dalam pemaparan Musliar, sekolah-sekolah pelaksana kurikulum akan mendapat pendampingan dari sekolah inti. Sekolah inti adalah sekolah negeri/swasta yang ditetapkan kabupaten/kota, sudah memiliki kriteria terakreditasi A, dan memiliki guru inti.

Sementara itu, sekolah inti akan didampingi oleh sekolah pembina. Sekolah pembina adalah sekolah negeri/swasta yang sudah menerapkan discovery learning dan metode tematik.

Dipertanyakan

Anggota Panja Kurikulum, Zulfadli, mempertanyakan pertimbangan dan strategi pemerintah memilih sekolah pembina yang akan mendampingi sekolah-sekolah pelaksana Kurikulum 2013. Karena kriteria yang terlalu tinggi, ia khawatir sekolah-sekolah di daerah akan kesulitan dan tidak ada yang bisa menjadi sekolah pembina.

Keraguan serupa disampaikan Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FGSI). Ia mengatakan, waktu pelaksanaan Kurikulum 2013 tinggal empat bulan lagi, tetapi sampai sekarang pemangku kepentingan pendidikan belum pernah melihat dokumen kurikulum yang resmi dan final.

”Jadi kita semua meributkan sesuatu yang barangnya tak jelas, seperti membeli kucing dalam karung,” kata Retno.

Di Magelang, peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jaleswari Pramodhawardani, mengatakan, karena persoalan terorisme semakin luas, materi terorisme perlu masuk dalam kurikulum. ”Generasi muda saat ini kelompok paling potensial direkrut jaringan teroris,” ujar Jaleswari dalam seminar nasional di Akademi Militer Magelang.(LUK/ELN/EKI)

Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Caroline Damanik

Dengan Kurikulum 2013, Beban Guru Semakin Ringan

Dengan Kurikulum 2013, Beban Guru Semakin Ringan


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, kembali membantah pernyataan bahwa Kurikulum 2013 yang akan diterapkan pada pertengahan Juli mendatang berpotensi menambah beban guru dan siswa. Pasalnya, beban guru justru makin ringan.

"Guru justru diringankan bebannya karena tak perlu lagi membuat silabus sehingga guru bisa fokus mengajar," kata Musliar di Jakarta, Jumat (22/2/2013).

Ia juga mengungkapkan saat berkunjung ke daerah-daerah, para guru mengakui bahwa silabus yang dibuat selama ini merupakan hasil salinan saja. Pembuatan silabus ini juga menjadi momok bagi para guru karena mereka tidak pernah dilatih untuk membuat silabus.

"Saat ditanya guru buat silabus apa nggak, mereka jawab nggak dan hanya copy paste aja. Di kurikulum baru ini tidak akan ada lagi buat silabus," jelas Musliar.

Mengenai banyaknya aduan bahwa guru di daerah belum siap menjalankan kurikulum baru, ia meminta pada para guru agar tidak khawatir karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan program pelatihan dan pendampingan bagi para guru untuk kurikulum baru ini.

Sekitar 676.414 guru dari berbagai jenjang baik Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) akan mendapatkan pelatihan dari 41.741 guru inti yang sebelumnya juga dilatih oleh 3.324 instruktur nasional. Pelatihan ini akan berlangsung secara paralel dari April hingga Juni.

Dari pelatihan dan pendampingan tersebut, diharapkan para guru mampu menerapkan pembelajaran tematik integratif dan kontekstual. Kemudian mampu membangun suasana belajar yang aktif, menantang dan menyenangkan bagi para siswa sehingga materi yang diberikan dapat mudah diserap.

"Nantinya juga akan ada evaluasi bagi para guru ini. Mana yang masih kurang akan diperbaiki. Jadi tidak dilepas begitu saja," tandasnya